Wednesday, 27 December 2017

Thor Ragnarok 2017

Melatih Ketangguhan dari Rumah Ala Thor (Film Thor Ragnarok)
.
.
.
Ada yang sudah nonton film ini? Suka Thor yang rambut pendek apa Panjang? Kalau saya suka pas rambut pendek, kalau doi rambutnya Panjang, saya gatel pengen ngiket rambutnya. Hahaha.
Oke focus ke materi. Salah satu pelajaran yang saya dapatkan dari film ini adalah, bagaimana mendidik anak kita menjadi pemimpin yang tangguh. Pelajaran ini saya dapatkan dari Odin, bapaknya Thor.
Diceritakan Thor akan menjadi pewaris kerajaan sehingga Odin mendidiknya sedemikian rupa agar menjadi seorang pemimpin yang tangguh. Satu nasehat dari Odin adalah “Seorang Raja (pemimpin) tidak memicu peperangan, tapi selalu siap menghadapinya.”
Salah satu materi ketangguhan adalah mendidik anak agar siap untuk membela diri dan membela kebenaran. Duh kayak tokoh superhero ya. Hahaha.
Yang namanya kejahatan, kita tak tahu kapan terjadi. Tapi kita harus selalu siap melawan. Itulah yang harus kita tanamkan ke anak kita. Dia harus bisa membela diri dan menyelamatkan dirinya sendiri. Karena kita tidak selalu mendampinginya.
Disini bukan berarti kita mengikutkan anak untuk berlatih karate atau ilmu bela diri lainnya. Tapi lebih ke mendidik mental anak kita untuk siap dan tangguh. Kalau mentalnya sudah siap, baru kita didik secara fisiknya.
Pernah nggak kita tiba-tiba bisa sesuatu ketika kondisi kepepet? Saya pernah lho bisa lari kencang sekali melebihi kecepatan lari saya pada waktu normal ketika saya dikejar orang gila. Disitu mindset saya sudah memprogram tubuh saya untuk berlari lebih kencang untuk menyelamatkan diri. Di lain kesempatan, ketika cerdas cermat saya grogi luar biasa hingga saya lupa apa yang harus saya lakukan.
Ada yang pernah mengalami hal serupa? Itu semua adalah kekuatan dari mental alias pikiran alias mindset. Hingga ada yang mengatakan “Bisa tidaknya kita melakukan sesuatu tergantung bagaimana kita memikirkannya.”
Nah sekarang pertanyaannya, bagaimana mengasah agar anak memiliki mental yang tangguh?
Pertama, asah daya juang anak. Ketika anak sedang mengalami kendala, jangan buru-buru merebut kesulitannya. Terlalu cepat membantu anak dapat membuatnya jadi mudah bergantung pada orang lain. Sebaliknya, ketika kita memberi anak kesempatan anak untuk menyelesaikan masalahnya, maka anak akan belajar bagaimana caranya untuk berjuang dan bagaimana rasanya ketika berhasil.
Kedua, beri kesempatan anak melakukan kesalahan. Lha gimana sih Bubu, kok anak dibiarkan salah? Tenang, biarkan anak melakukan kesalahan selama itu tidak melanggar aturan agama dan hokum. Kenapa ini penting? Karena disini anak akan belajar membuat keputusan yang bijak dan tepat.
Ketiga, bimbing anak agar mencintai Tuhan. Ini point yang sangat penting. Disini bukan tentang ajaran agama saja lho ya, tapi lebih dasar lagi, dimana anak kita ajarkan untuk mencintai Tuhan dan menghindari perbuatan yang membuat Tuhan merasa sedih dan kecewa akan diri kita. Bagi saya ini adalah hal utama dalam urusan beribadah Baba, dia harus beribadah karena dia mencintai Allah, bukan hanya mengejar surga.
Ketiga point diatas sebaiknya mulai diajarkan sebelum anak berusia 7 tahun, dengan Ayah dan Bunda sebagai pendidik utama. Karena Sebaiknya dan seharusnya, karakter yang baik dibangun dari Keluarga di rumah.
Salam Hebat Penuh Semangat

0 comments:

Post a Comment